Senin, 29 Februari 2016

Daftarlah, Pengobatan Alternatif Gratis Segera di Pamotan


Poster Pengobatan Altenatif Gratis



Pamotan-Bina Dhuafa’ yang merupakan sebuah yayasan kemanusiaan dari Pamotan Rembang akan menyelenggarakan sebuah pengobatan alternatif gratis.

Bekerjasama dengan Paguyuban Pelestari Pusaka Bhree Lasem, Warnet dot net, Warung Pecel Lele Bang Thoyenk, Komunitas Indahnya Berbagi (KIB), Komunitas Rumah Baca Pamotan dan Pmerintah Desa Pamotan, pengobatan gratis rencananya dilaksanakan pada hari Minggu, 6 Maret 2016 dimulai pukul 07.30 WIB bertempat di Balai Desa Pamotan.

Pihak penyelenggara mendatangkan Mathoya dari Desa Warugunung, Pancur (Ketua Paguyuban Pelestari Pusaka Bhree Lasem) dan Budi dari Purwodadi (Anggota Organisasi Aura Nusantara) sebagai terapis.

Adapun jenis penyakit yang dilayani dalam pengobatan alternatif ini adalah semua jenis penyakit dari yang paling ringan dan paling berat. “Karena bagi seorang terapis itu sak dermo, meminta melalui do’a dan sak dermo lantaran Gusti Allah,” ungkap Mathoya.

Mathoya juga menerangkan beberapa langkah dalam metode pengobatan alternatif kali ini. Pertama, semua pasien mengambil air wudhu. Kedua, selanjutnya pasien diruqyah syar’iyyah (sekedar). Ketiga, setelah diruqyah pasien akan diterapi satu persatu dengan refleksi dan pijat energi. Keempat, Penyakit akan segera diketahui. Kelima, Penentuan obat-obat yang dianjurkan bagi pasien (termasuk ramuan herbal jika itu diperlukan).

Obat-obat yang digunakan sesuai syar’iyyah dan melihat jenis penyakitnya. Adapun bentuknya antara lain jinten, minyak zaitun dan beberapa resep herbal. Pasien akan diberikan obat-obat di atas secara gratis untuk dikonsumsi selama lima hari.

Pengobatan alternatif ini bersifat gratis alias tidak dipungut biaya sepeserpun. Bina Dhuafa’ sebagai pihak penyelenggara mengajak seluruh warga di seluruh Kabupaten Rembang dan sekitarnya untuk segera mendaftarkan diri ke pihak panitia: Ahmad Harnoto (081-315-755-755), Ayunana Yolanda (081-229-188-333) atau Muhammad Munthohir (082-324-073-263) maksimal 2 hari sebelum acara pengobatan alternatif diselenggarakan (Tim Jurnalis Buletin Baksos).

Kamis, 25 Februari 2016

KARANG TARUNA CS

Simbol Karang Taruna CS (Dok. 2016)
Manusia merupakan makhluk sosial dimana manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Kecenderungan manusia tersebut berdampak positif sehingga muncul adanya kelompok sosial yang didalamnya terdiri atas individu-individu yang berbeda akan tetapi mempunyai beberapa kesamaan yang menyebabkan mereka mengelompok bahkan banyak masyarakat yang mendirikan kelompok sosial. Kelompok sosial pada mulanya di kinsep sebagai kegiatan untuk membantu dalam pemuda yang hanya membuat onar di masyarakat.

Hal itu karena pemuda sekarang banyak yang berbuat negatif dilingkungan masyarakat, banyak pemuda yang tidak memperhtikan keadaan desa, mereka hanya memperhatikan ke egonya sendiri.

Awal berdirinya Karang Taruna di Desa Sidorejo karena rasa keprihatinan seseorang terhadap pemuda desa yang kerjanya ngalor ngidul tidak jelas. Semakin hari sifat individu samakin tidak jelas. Sehingga ada seorang pemuda bernama Akhmad Makrudi kepikiran membuat kumpulan pemuda. Dia ingin memperbaiki sifat pemuda didesa itu.

Sebelumnya sudah ada Karang Taruna di Desa Sidorejo, tetapi hampir lima tahun Karang Taruna tersebut tidak aktif dalam pembangunan desa. Ada ketuanya tetapi tidak ada anggota-anggotanya. Semenjak lima tahun itu desa terasa sepi, tidak ada kegiatan-kegiatan yang positif. Remaja-remaj lebih pasif dan cenderung berbuat negatif, seperti: tawuran, ngalor ngidul tidak jelas oleh karena itu Akhmad Makrudi dan bapak PJ (Pengganti Kades Sementara) membuat suatu organisai Karang Taruna bernama CS (Cah Sidorejo). Karang Taruna itu bertujuan untuk membangun desa, membimbing para pemuda-pemuda desa agar senantiasa berbakti kepada desa dengan lanadasan 

“Apa yang telah aku lakukan kepda desa, bukan apa yang telah diberikan desa kepada kita”. Selain itu Karang Taruna CS juga bertujuan untuk mempererat rasa persaudaraan dan mengarahkan pemuda-pemuda berlatih keorganisasian, jadi punya tata cara untuk memajukan desa dan menyakinkan orang-orang bahwa pemuda juga bisa membangun desa, bahkan hanya melakukan hal-hal yang meresahkan masyarakat saja.

Etika Kelompok Sosial / Aturan Kelompok
- Setiap pemuda yang ikut Karang Taruna CS harus aktif dalam kegiatan baksos membangun desa.
- Setiap pemuda harus gotong royong dalam kegiatan baksos.
- Saling menyapa ketika bertemu diluar atau didalam desa supaya tambah akrab satu sama lain.
- Menghargai pendapat pemuda-pemuda yang lain jika sedang bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah.

Kegiatan Karang Taruna Desa Sidorejo (Doc. 2016)
Kegiatan-kegiatan Kelompoki Sosial
- Setiap dua minggu sekali diadakan pertemuan rutin untuk menjalin keakraban sesama pemuda.
- Setiap hari minggu diadakan kebersihan desa, seperti bersih-bersih musholla dan bersih-bersih sungai dari sampah.
- Membantu apapun yg diperlukan desa. Contoh ikut gotong royong dalam pembangunan masjid, ketika ada kematian para pemuda ikut membantu mendirikan tenda, mengecat batu nisan dan lain-lain.

Hambatan-Hambatan Dalam Kelompok Sosial
- Karang Taruna yang baru dibentuk 6 bulan yang lalu dan masih banyak para pemuda yang belum kompak berpartisipasi membangun desa. Selain itu banyak pemuda yang masih kuliah dan bekerja diluar kota. Sehingga sulit untuk berpartisipasi membangun desa.

Cara Menyelesaikan Masalah Dalam Kelompok Sosial
- Sering melakukan perkumpulan para pemuda supaya bisa membangun kekompakan dalam menjalankan kegiatan baksos.
- Bermusyawarah apabila ada masalah.
- Dalam menyelesaikan masalah dibicarakan dengan kepala dingin dan tidak emosi agar tidak terjadi keributan.

Harapan Kedepan
- Para remaja bisa berbakti kepada desa, membangun desa dengan bergotong royong tanpa adanya paksaan. Para remaja bisa membangun desa yang lebih baik dari sebelumnya, sehingga bisa memberi contoh kepaea orang lain agar bisa berbakti kepada desa.

PenulisTri Wulan Rahayu & Lia Serdania (Siswa SMA Negeri 1 Pamotan)
 


SMC (Sour Mlinjo Community)

Simbol Kelompok Sosial SMC
SMC adalah kelompok pemuda yang berada di Ds.Trenggulunan yang terdiri dari beberapa anggota .yang berdiri sejak tanggal 16 April 2010.SMC adalah kelompok pemuda yang memiliki kegiatan utama dalam membangun desa dan menjaga keamanan didesa.meskipun anggota anggotanya kebanyakan anak anak muda tapi SMC terkenal dengan kekompakan dan Solidaritasnya yang tinggi. Anggota SMC sering berkumpul pada sebuah warung kopi.

Sejarah Ide awal didirikannya kelompok tersebut dicetuskan oleh salah seorang anggota pemuda yang bernama ‘’ Heri santoso ‘’. Dia beranggapan bahwa apa salahnya jika pemuda-pemuda di desa yang berkumpul pada sebuah warung kopi untuk mendirikan organisasi atau kelompok sosial.

Ide tersebut di setujui oleh pemuda-pemuda yang sering berkumpul diwarung tersebut Akhirnya, mereka semua bermusyawarah untuk membahas Nama,Simbol ,danSiapa saja yang menjadi anggota kelompok tersebut. Pemilik warung yang sekaligus menjadi anggota kelompok tersebut mengusulkan agar kelompok tersebut diberi nama SMC (Sour Mlinjo Community),dikarenakan kelompok tersebut sering berkumpul di sebuah warung kopi yang didepannya terdapat sebuah pohon Melinjo.Nqma tersebut pun disetujui oleh semua anggota kelompok. Sedangkan symbol kelompok tersebut dibuat oleh 2 orang anggota yang bernama Jupri Setiawan dan Ahmad Subandi.kelompok SMC tersebut di resmikan pada tanggal 16 April 2010.

Kegiatan SMC (Doc. 2016)

Kegiatan Kelompok
  • Mengadakan kerja bakti
  • Membantu masyarakat menyelesaikan masalah
  • Mengadakan Kegiatan memperingati hari Kemerdekaan
  • Ikut menjaga keamanan dan ketertiban Desa 
  • Melaksanakan ronda malam secara bergiliran


Etika Kelompok
  • Bertakwa
  • Selalu Bertanggung Jawab
  • Saling Menghormati antar anggota
  • Saling Tolong Menolong dan Gotong royong
  • Jujur
Harapan kedepan Kelompok
  • Memajukan kelompok supaya lebih terkenal tidak hanya di dalam desa tetapi sampai keluar desa  
  • Membuat desa lebih aman dan tentram
  • Membuat pemuda pemuda yang ada didesa lebih kompak dalam semua kegiatan yang ada didesa
Penulis: Ayu Martlina dan Sri Nur Afida (Siswa SMA Negeri 1 Pamotan)


Kunjungan Belajar di Perpustakaan


Penulis: Siti Hajar (Doc.2016)
Pembelajaran yang menyenangkan dan di tempat tempat yang mengayikkan itu juga mempengaruhi siswa. Kali ini tepatnya hari Kamis 18 Februari 2016 kami kelas X6 diajak oleh pak Suhadi guru sosiologi  berkunjung ke perpustakaan yang ada di sekolah kita, SMA 1 Pamotan.

Ketika kita masuk, perpustakaan sepi pengunjung. Karena semua siswa beserta guru sedang melaksanakan kegiatan belajar di kelas masing-masing. Hanya ada seorang wanita cantik yang duduk sendirian di tempat penjaga perpustakaan, . Saat itu kita berkunjung ke perpustakaan mulai dari jam 5-6. Dengan kedatangan kita akhirnya perpustakaan ramai (banyak pengunjung). Buku-buku yang terlihat begitu rapi di rak buku menambah pemandangan yang ennak dilihat mata. Dengan membaca pengetahuan kita akan bertambah.

Sesampai di perpustakaan siswa langsung menuju ke tempat untuk mengisi daftar kunjungan terlebih dahulu. Mereka sangat tertib. Siswa yang telah mengisi buku mengambil tempat duduk untuk menunggu temannya dan penjelasan dari si guru.

“selamat siang,” sapa pak Suhadi.
“siang,” jawab kita serentak.
“kita disini nanti untuk belajar. Kalian nanti bisa mencari buku yang sesuai dengan materi kita saat ini. Kemudian kalian baca. Setelah waktu habis kalian memiliki tugas di rumah yaitu untuk membuat Laporan Kunjungan Perpustakaan,” jelasnya. Siswa saat itu hanya diam saja.

“apa ada pertanyaan?” tanyanya.
“ngerjainnya diketik atau di tulis? Dan dikumpulkan kapan?” tanya salah satu siswa.
“terserah kalian mau diketik atau ditulis. Kalau diketik nanti bisa dikirim ke email kunjunganlapangan@gmail.com dan paling lambat besok (hari jumat 19 Februari  2016),” jawabnya sambil menjelaskannya.

Penjelasan cukup dimengerti oleh siswa. Seluruh siswa kemudian langsung meletakkan buku dan mengambil hp untuk memfoto apa yang sudah diperintahkan. Selain foto materi mereka juga foto selfie bersama teman-teman mereke. Waktu tinggal 15 menit digunakan siswa pergi ke petugas perpustakaan untuk peminjaman buku.

Suasana Belajar di Perpustakan SMA Negeri 1 Pamotan 
(Doc. Sinematografismapa, 2016)
Kita di perpustakaan membaca buku pelajaran Sosiologi yang berkaitan dengan materi yang di sampaikan “Proses Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian.” Buku yang memiliki sampul yang berwarna dan banyak gambar didalamnya membuat kita tertarik untuk membaca. Buku yang disusun oleh Idianto Muin dengan editor Maya Yulianti dan Diyah Ruci B.R.M. Erlangga merupakan perusahaan yang telah menerbitkan buku ini “SOSIOLOGI SMA/MA untuk kelas X” ktsp2006  Selain itu kita juga bisa membaca buku yang lain. Seperti buku yang diterbitkan yudistira.

Karena materi kita saat itu tentang Proses Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian maka kita hanya membuka bab tersebut dan membacanya. Dalam bab tersebut kita dapat mengetahui tahap-tahap sosialisasi, agen sosialisasi, jenis sosialisasi, dan faktor-faktor yang memengaruhi sosialisasi. Selain itu kita juga dapat mempelajari tentang kepribadian yang meliputi susunan dan faktor-faktor kepribadian. Dan masih satu lagi yaitu tentang kebudayaandan pengaruhnya terhadap kepribadian.

Aku sangat terkesan sekali dengan perpustakaan yang dimiliki SMA 1 Pamotan yang begitu nyaman dan bersih. Selain itu juga dengan petugasnya yang ramah dan baik hati membuat kita selalu ingin ke perpustakaan. Dengan adanya pembelajaran tersebut aku berharap siswa lebih aktif belajar dengan tidak hanya mengandalkan penjelasan dari guru saja tapi juga bisa belajar sendiri di perpustakaan dengan membaca buku-buku yang ada.


Cara Belajar Mengasyikkan

Penulis; Siti Hajar, 2016
Langit biru yang cerah. Membangkitkan semangat baru bagi siswa untuk menuntut ilmu. Dengan cuaca yang cerah, pikiran yang masih fresh akan membuat kita mudah untuk menerima materi dari guru. Diskusi merupakan proses belajar yang sangat mengasyikkan sekali bagi siswa. Di dalam diskusi kita dapat saling tukar pendapat, memberi saran, kritik, maupun memlengkapi materi yang telah disampaikan.

Pagi ini tepatnya tanggal 10 Februari 2016 pada pelajaran ekonomi proses pembelajarannya dengan cara “diskusi”. Dra. Agus Basuki M.Pd yang merupakan pengampu pelajaran ekonomi kelas X akan mengajak siswa untuk belajar dengan cara berdiskusi. Diskusi kali ini sangat berbeda sekali dengan diskusi sebelumnya. Jam pelajaran pertama berada di kelas X5. Diskusi dimulai dari pukul tujuh.
Bel masuk berbunyi. Siswa kemudian berbaris. Berdoa. Sebelum diskusi dimulai pak Basuki sebagai guru pengampu memberikan penjelasan terlebih dahulu. Dalam penjelasan itu beliau menerangkan waktu diskusi, materi, dan pembagian kelompok, ada 4 kelompok. Yang menjadi ketua kelompok itu siswa yanv mendapat peringkat 1, 2, 3, dan 4 (di kelas).Setelah penjelasan selesai. Itu pun dimulai.

Pembagian kelompok. Seluruh siswa di suruh maju ke depan. Siswa yang mendapat peringkat tersebut menduduki tempat yang telah disediakan. Bagi siswa selain itu diberi kesempatan untuk bergabung sesuai keinginannya. Pembagian selesai. Katua kelompok maju ke depan untuk mengambil materi kerja kelompok. Selain materi mereka juga diberi 3 kartu yang berbeda-beda warnanya. “kartu ini diberikan setelah kalian selesai mengerjakan materi. Kartu tersebut juga akan menunjukkan keaktifan kelompok,” jelas pak Basuki. Sidiq, Amanah, Tablig, Fathonah (sifat wajib rusul) itulah nama-nama gelar kehormatan. Dengan menggunakan nama-nama tersebut pak Basuki berharap agar siswa dapat memiliki sifat-sifat tersrbut.

Suasana Pembelajaran yang Mengasikkan, doc. 2016
Diskusi di mulai dengan adanya tiupan pluit yang dilakukan guru. Kurang lebih 25 menit waktu untuk mendiskusikan materi.Dalamnya mendiskusikan materi siswa di beri waktu kurang lebih 25 menit. Bagi siswa yang selesai sebelum batas waktu mereka berhak memilih gelar kehormatan dan berpresentasi. Saat berdiskusi mereka sangat tenang sekali (tidak ramai ataupun ramai sekedar tanya), dan fokus dalam materi.

Setelah selesai berdiskusi satu persatu kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok masing-masing. Ini hanya di beri waktu kurang lebih 15 menit untuk penyampaian dan sesen tanya jawab. Setiap sesen kelompok diberi kesempatan sebanyak 3 kali untuk memberikan saran, kritik, sangahan, maupun pertanyaan. Jadi, moderator bisa memimpin diskusi sebaik mungkin dengan waktu singkat tersebut.
Proses yang terakhir itu menyimpulkan semua materi yang sudah di sampaikan oleh setiap kelompok. Setelah disimpulkan diadakan evaluasi dengan mengerjakan Soal untuk menguji kemampuan siswa dengan waktu 15 menit. Tanpa membuka buku dan waktu untuk belajar.

Hari itu ada 3 kelas yang dilaksanakan diiskusi yaitu kelas X5, X8, dan X6. Cara diskusi dan waktu yang diberikan sama. Susana yang paling aktif nantilah yang akan diadakan diskusi lagi yang kedua. Setelah pelaksanaan diskusi selesai akhirnya pak Basuki memutuskan bahwa kelas X6 lah yang akan melaksanakan diskusi yang kedua. Karena siswanya merupakan siswa yang paling aktif dibandingkan dengan kedua kelas tersebut. “diskusi itu kita laksanakan minggu depan. Bagi yang tadi belum presentasi maka besok dialah yang akan berpresentasi,” jelas pak Basuki.

 Pada tanggal 17 Februari 2016, Rabu. Rabu yang merupakan waktu sudah di rencanakan oleh pak Basuki. Diskusi yang ke dua sangat berbeda dengan diskusi yang pertama. Pengamatan lebih ketat dari pada yang kedua. Pengamat yang kemarin hanya satu sekarang ditambah satu. Selain itu suasana pun juga berbeda. Kala ini siswa lebih semangat dan lebih aktif.

Kartu yang diberikan 3 per kelompok, tapi sekarang 3 kartu perorang. Cara diskusi sama dengan diskusi yang pertama. Tinggal 2 kelompok yang belum berpresentasi. Materi yang akan di diskusikan yang kedua yaitu mengenai inflasi dan indeks harga. Waktu selang seminggu diberikan untuk mempelajari itu semua.

Suasana saat itu sangat berbeda jauh dengan diskusi yang pertama. Dalam diskusi yang kedua siswa kelas X6 lebih aktif dibandingkan dengan yang pertama. Hampir 75% siswa yang mengajukan pertanyaan setelah salah satu kelompok berpresentasi. Sampai-sampai para notulis pada kebingungan saat mendata siswa yang aktif tersebut. Setelah selesai diskusi siswa pun dikasih latihan soal.

Diskusi merupakan cara belajar yang menyenangkan dan mengasyikkan. Karena dengan diskusi kita dapat bertukar pendapat, bertanya, ataupun memberikan pendapatkita pada peserta diskusi yang lain. Kita berharap supaya setiap mapel diadakan diskusi. Sebab dengan diskusi akan menambah keberanian mereka bernicara dan mengungkapkan pendapat mereka di depan orang banyak.

Impikan Pesantren Enterprouner


Liputan ini didedikasikan kepada Mas Noto, Direktur Yayasan Bina Dhuafa, yang selalu menggelar program sosial dalam rangka membantu dan membina anak yatim dan dhuafa.

Ahmad Harnoto,
dok. 2016 

“Bina Dhuafa itu identik dengan santunan kepada orang-orang yang tidak mampu,” tegas Ahmad Harnoto, Direktur Yayasan Bina Dhuafa. Yayasan sosial ini berdiri di Rembang pada tanggal 10 Desember 2012 yang merupakan hasil hijrah dari Jakarta. Tahun 2010, sasaran rintisan Bina Dhuafa adalah anak-anak jalanan di Jakarta. Program unggulan waktu itu adalah pendidikan komputer di daerah Bekasi, setelah gagal menggalang program pendampingan diskusi anak-anak jalanan. 

Pendidikan komputer adalah program awal untuk anak-anak pedesaan. Program ini berangkat dari rasa cemburu Noto terhadap anak-anak kota yang telah mahir komputer. Menurut Noto, program komputer sekolah-sekolah di pelosok perdesaan hanya sekedarnya saja. Dengan program komputer Bina Dhuafa, Noto yakin dapat meningkatkan kemahiran penguasaan komputer bagi anak-anak desa. 

Santunan Pendidikan
 dok. Bina Dhuafa (2012)

Noto menuturkan, saat awal program komputer digulirkan banyak anak-anak yang tampak kaku saat pegang mouse komputer. “Anak-anak tampak kebingungan, akan dilarikan kemana kursor itu,” tutur Noto dengan senyum malu. Mereka benar-benar tampak asing dengan perangkat komputer. Namun tak lama kemudian, para anak didik Bina Dhuafa semakin familier dengan komputer dan pengoperasiannya. “Beberapa program kegiatan rutin Bina Dhuafa di pedesaan yang lainnya adalah  santunan anak yatim, santunan pendidikan, memotong hewan qurban, bazaar sembako murah,” tambah Noto. 


Yayasan Bina Dhuafa yang berdomisili di Desa Kumbo Kecamatan Sedan ini kerap kali terkendala. Setiap jasa pengiriman tidak mau mengirim ke Desa Kumbo karena akses terlalu jauh. Jasa pengiriman yang ada sangat keberatan. Selama ini akses untuk tempat pengiriman barang dialamatkan di Pamotan. “Alamat pengiriman barang dan surat menyurat kami alamatkan di Pamotan,” tutur Noto. 

Potensi sasaran program kegiatan Bina Duafa di Kumbo sangat strategis karena masih banyak anggota masyarakat dhuafa. Namun untuk brand, Noto mengaku Pamotan lebih potensial. Hanya saja Bina Dhuafa di Pamotan masih banyak kendala. Tanah dan bangunan di Pamotan belum tersedia. “Saya berharap, ada pihak-pihak yang berkenan mewakafkan tanah untuk Bina Dhuafa, silahkan,” harap Noto. “Kita akan terima dengan buat bangunan untuk sentral edukasinya,” tambah noto dengan harap.   
Anak-anak desa sedang
pelatian komputer, dok. Bina Dhuafa (2014)

Impian Bina Duafa adalah memiliki pesantren enterpreuner. “Sekarang banyak yang pintar di bidang ekonomi, namun minim agama. Banyak juga yang pintar di bidang agama, tapi secara enterpreuner nggak ada,” ungkap keinginan Noto. Pesantren enterpreuner yang akan digagas Bina Dhuafa adalah konsep pesantren dengan pembekalan jiwa kewirausahan dan juga ilmu agama, minimal memiliki para santri hafalan Al-Quran. “Kita ingin memadukan ilmu agama dan ilmu dunia. Kalau mereka sudah mengantongi ilmu tersebut, maka para santri punya bekal dunia dan bekal akhirat,” pungkasnya. 


Juru rekam: Exsan Ali Setyonugroho 
Pembantu Teknis: Adi Prayetno 
Reporter: Suhadi Rembang
Editor: Exsan Ali Setyonugroho 
Narasumber: Ahmad Harnoto
Lokasi wawancara: Rumah Baca Pamotan 
Hari, Tanggal: Kamis, 25 Februari 2016 
Alat rekam: Hp Lenovo tipe A369i
Aplikasi rekaman: WhatsApp
Aplikasi editing: Microsoft Office Publisher  2007

Tresno Asih Mring Sesami



Pak Mathoya, dokumentasi pribadi tahun 2016

Liputan ini dipersiapkan untuk mendukung program kegiatan "Pengobatan Alternatif Gratis" pada tanggal 6 Maret 2016 bertempat di Balai Desa Pamotan dengan penyelenggara Bina Dhuafa.


Menurut Matoya, penyakit itu sesuatu yang mengganggu. Berusaha maksimal untuk sembuh atau disembuhkan, merupakan sikap yang perlu dikedepankan bagi semua orang yang memiliki penyakit. Matoya menuturkan, dari pengalaman menjadi terapis selama 26 tahun, kategori penyakit itu ada dua yaitu penyakit lahir dan penyakit batin. Penyakit lahir yaitu kategori pemyakit yang dapat dilihat atau dapat didekteksi. Contoh dari penyakit lahir adalah kesleo, asam urat, kanker, asam lambung, dan lain-lain. Sedangkan penyakit batin itu sangat sulit dideteksi. Contoh penyakit batin diantaranya loro ati, beban fikir, dan gangguan mahluk-makluk astral.

Matoya menjelaskan, tingkat penyembuhan antara penyakit lahir dan penyakit batin adalah sama-sama berat. Jadi dengan penyakit yang berbeda, tentu dengan penanganan yang berbeda. Penyakit itu tergantung pada pasien itu sendiri. Semakin pasien memiliki semangat untuk hidup, berarti dia punya hidup lebih lama. Dan semakin semangat pasien untuk sembuh, maka semakin pasien akan cepat sembuhnya, tegasnya. 


Beberapa pasien yang sering konsultasi kepada Beliau adalah pasien yang memiliki penyakit lahir diantaranya asam lambung, kronis, saraf kejepit dan sebagainya. Adapun pasien penyakit batin agak jarang. Beberapa pasien yang terapi dengan bapak Matoya berasal dari Batang, Tayu, Blora, dan Tuban. Pasien dalam kota diantaranya berasal dari Kaliori, Rembang, Sluke, dan Gunem. 

Hal yang menggerakkan beliau terjun di profesi terapis adalah melihat masyarakat yang sangat banyak di bawah garis kebahagiaan. Ada juga dorongan dari mereka-mereka yang tidak mampu berobat. Dan juga dorongan dari hati saya yang ingin menolong dan tresno asih mring sesami. Beliau beraharap, semua pasien lekas sembuh, diberi kesembuhan Tuhan yang Maha Kuasa. Semoga terapi bisa berkembang dan bermanfaat untuk kebahagiaan masyarakat banyak, pungkasnya. 

Juru rekam: Exsan Ali Setyonugroho 

Pembantu teknis: Adi Prayetno 
Reporter: Suhadi Rembang
Editor: Suhadi Rembang dan Ayuana Yolanda
Nara Sumber: Matoya 
Lokasi wawancara: Rumah Baca Pamotan 
Waktu: Kamis, 25 Februari 2016 
Alat rekam: Hp Lenovo tipe A369i
Aplikasi rekaman: WhatsApp
Aplikasi editing: Microsoft Office Publisher  2007 


Ucapan terimakasih untuk Mbak Ayu yang telah mengirim kripik tempe pamotan, peyek kacang, es teh dan rokok. Semoga Mbak Ayu dijauhkan dari penyakit lahir dan batin. Amin

Rabu, 24 Februari 2016

Logo Pecel Lele Bang Thoyenk Pamotan


Gambar di atas merupakan logo Pecel Lele Bang Thoyenk. Logo dari sebuah warung makan yang terletak di Desa Pamotan, Kecamatan Pamotan, Rembang (depan AHAS Pamotan). Sesuai dengan namanya, warung makan ini tentu menyediakan menu spesial Pecel Lele khas Pamotan.

Bukan hanya Pecel Lele yang menjadi menu andalan warung makan yang buka mulai pukul 18.00-23.00 WIB ini. Berikut beberapa daftar menu yang tentunya harganya sangat merakyat.

Makanan:

- Lele
- Ayam
- Bebek
- Telor Dadar
- Tempe Goreng
- Burung Puyuh
- Tahu Goreng
- Terong Goreng

Minuman:

- Jeruk (Dingin/Hangat)
- Teh (Dingin/Hangat)


Gratis, Pengobatan Alternatif 2016

Pengobatan Alternatif Gratis ini diselenggarakan oleh Bina Dhuafa pada hari Minggu, 6 Maret 2016 di Balai Desa Pamotan. Metode pengobatan gratis ini dilaksanakan dengan metode sebagai berikut:

- Semua pasien mengambil air wudhu 
- Selanjutnya pasien di ruqyah syar’iyyah (sekedar)
- Setelah diruqyah pasien akan diterapi satu per satu dengan refleksi atau pijat energi 
- Kemudian akan diketahui penyakit
- Selanjutnya penentuan obat-obatan yang dirasa cocok
- Ramuan herbal juga akan diberikan jika diperlukan

Klik video berikut ini :


Klik berkas berikut ini :

link berkas

Berkas Pengobatan Alternatif 2016 atau kunjungi link di bawah ini:
https://drive.google.com/open?id=0B8b-jE7KRSJ5RkoxMzlnTi1xdlk


Berikuit ini para pendukung kegiatan :









logo pecel lele bang thoyenk




Minggu, 14 Februari 2016

Yuk ... Belajar di Perpustakaan

"Di Perpustakaan itu sangat nyamana untuk belajar dan banyak buku-buku yang dapat kita baca. Selain itu kita juga, bisa meminjam buku-bukunya untuk dibaca di rumah", ungkap Saniatin Nafisah siswa kelas X8 SMA Negeri 1 Pamotan. 


Hari ini saya dan anak-anak kelas X8 belajar sosiologi di Perpustakaan smapa. Saya dan anak-anak merasa sejajar ketika masuk di perpustakaan. Bagaimana tidak, seolah-olah saya tidak bisa apa-apa ketika melihat banyak buku bacaaan baru yang lebih menarik dan asyik untuk dibaca.

Siswa SMA Negeri 1 Pamotan kelas X sedang asyik membaca buku sosiologi di Perputakaan

Kali ini saya mengajak siswa-siswi belajar ke perputakaan lebih awal dari biasanya. Jika saat istirahat para siswa baru berkunjung ke perpus, kali ini beda. Kegiatan pembelajaran saya padukan dengan kunjungan perpustakaan.

Teknik yang saya gunakan dalam pembelajaran kali ini adalah dengan pendekatan pembelajaran berbasis kunjungan lapangan. Tentu sebelum ke perpus, saya harus memberi rambu-rambu tentang etika membaca, teknik membaca, cara membaca singkat, penyusunan laporan diri, dan teknik penggunaan media elektronik dan media sosial.

Proses pembelajaran kami relatif mengena. Anak-anak semangat sekali ketika diajak ke perputakaan. Apalagi dalam proses pembelajaran saya perbolehkan menggunakan hp kamera. Tampak sekilas semua anak langsung pegang buku diperpus. Dan hal ritual yang tidak ditinggalkan adalah mereka langsung poto selfie dengan memegang buku sosiologi.

Inilah salah satu siswa yang langsung minta difoto temannya

Tidak hanya membaca dan foto selfie saja, anak-anak ternyata langsung menyerbu layanan pinjam buku. Mereka tampaknya lebih piawai dalam hal strategi belajar. Dengan meminjam buku, mereka bisa membacanya di rumah masing-masing.

Layanan peminjaman buku yang langsung diserbu para siswa

Mari belajar diperputakaan. Karena dengan belajar di perpustakaan, kita dapat mendapat banyak ilmu. Mebaca, bersikusi bersama-sama, dan bisa foto selfie juga.

Selasa, 09 Februari 2016

Pengalaman di Gua Kare

Liburan sekolah telah tiba, kali ini Saya tak punya rencana mau liburan ke tempat wisata. Liburan kala ini aku hanya ingin liburan di tempat yang alami seperti Goa Kare. Goa Kare inilah yang selalu  memenuhi rasa penasaran dan ingin pergi ke sana langsung. Goa Kare terletak di Pamotan Rambang.

Kali ini aku tak ingin melewatkan kesempatan tersebut. Hari minggu yang ku nanti akhirnya tiba juga. Setelah bangkit dari pulau kapuk aku harus menyelesaikan pekerjaan wajib yang harus aku lakukan setiap hari. Setelah selesai aku persiapan untuk meluncur ke rumah baca. Sekitar pukul delapan pagi  aku ambil sepeda motor dan mengendarainya menuju ke Rumah Baca Pamotan, lokasi dimana tempat kumpulnya jalan sehat.  

Sesampai di sana ternyata sudah banyak yang menunggu. Tapi syukurlah aku tidak ditinggal. Rencana saat itu kita jalan jam setengah sembilan tapi apa kenyataannya kita berangkat jam sembilan. Untungnya ketika itu cuaca sedikit mendung jadi kita gak terlalu lelah.

Sebelum kita memesuki Goa Kare kita harus melewati jalan yang penuh dengan bebatuan dan naik turun sehinggamembuat kita harus ekstra hati-hati. Setelah melewati jalan tersebut kita juga akan melewati Goa yang begitu panjang yang katanya itu merupakan pintu pertama menuju Goa Kare. Selesai melewati pintu pertama di sepanjang jalan menuju ke goa kita akan menemui sebuah dangkalan yang seperti aliran sungai dan diatas itu juga tersusun beberapa bebatuan yang berwarna hijau karena lumuten (batu yang banyak lumutnya).

Panorama alam Goa Kare Pamotan.
Foto: http://radior2b.com/wp-content/uploads/2015/12/GUA-KARE-PAMOTAN-SENDIIR.jpg
“Itu terjadi karena adanya sebuah proses pelapukan. Dan batu yang berlumut itu merupakan contoh pelapukan organik adalah proses pelapukan yang disebabkan oleh makhluk hidup”, jelas pak Jumadi, satu dari pemandu jalan sehat pagi itu.

“Berhenti dulu kalian melihat apa disini?” tanya pak Jumadi. Beliau merupakan peneliti sekaligus  pemandu (yang menjelaskan tentang materi).

“Seperti aliran sungai,” jawab mereka.
“Iya emang ini merupakan sebuah aliran sungai tapi kenapa pasirnya sampai sini?” tanya pak Jumadi lagi. Kita hanya terdiam dan berfikir kenapa ya?

“Ini terjadi karena akibat sedimentasi,” jelasnya.

Sedimentasi merupakan proses pengendapan material hasil erosi pada tempat tertentu. Erosi adalah peristiwa pindahnya tanah dari suatu tempat ke tempat yang lainnya oleh alam (air, angin, dll).
“dan akibat inilah yaang sering menyebabkan banjir didaerah-daerahsekitarnya,” jelasnya.

Seteleh melewati beberapa rintangan akhirnya kita sampai di Goa Kare. Sebelum berjelajah ke dalam Goa pak Jumadi menghentikan langkah kita lagi.

“Apa kalian tahu apa yang harus disiapkan untuk masuk ke Goa?”

Karenaa tak ada yang bisa akhirnya pak Jumadi menjelaskannya.

Pertama kita harus membawa senter untuk menerangi ketika kita di dalam goa. Memakai penutup kepala sebagai pelindung dari batu-batu yang membahayakan kita. Yang perlu kalian ingat setiap setelah  ke goa kita hanya boleh meninggalkan jejak (jika kalian membawa sampah kalian juga harus membawanya pulang) dan tidak boleh mengambil barang atau apapun dari goa (hanya dokumentasi)

Setelah semua telah melepaskan lelahnya. Masuklah kita ke goa.

Di dalam goa kita dapat menemukan ratusan kelelawar yang sedang berterbangan. Dalam goa sangat gelap apalagi saat itu cuaca mendung jadi tambah gelap. Tapi sayang saat itu aku tak menyusurinya sampai dalam. Sebab nafas yang sudah tidak kuat untuk memasukinya dan aku putuskan untuk keluar. Aku menunggu teman-teman di pelataran Goa Kare tersebut. Setelah mereka keluar akhirnya kita memutuskan pulang karena sudah siang.

Walaupun saat mau pulang kita kehujanan tapi kita tetap senang karena hari ini kita mendapat pengalaman baru. Aku ingin ke sana lagi.


Buat yang belum pernah ke sana pergilah ke sana di sana pemandangannya sangat bagus sekali. Jangan sampai kalian sebagai orang Rembang tidak mengetahui keindahan Goa Kare. Jangan hanya lihat fotonya saja lihatlah langsung itu akan lebih memuaskan dan akan membuat kalian ketagihan.
[Siti Hajar/KRB]

Senin, 08 Februari 2016

Peduli Lansia

Edisi Donasi 

Saya Ayuana Yolanda mengajak para Dermawan untuk saling berbagi dalam kegiatan Bakti Sosial. Jika berkenan salurkan sembako dan baju pantas pakai di sekretariat Komunitas Rumah Baca Pamotan.

Contact Person : 081229188333 (Ayuana Yolanda)
Alamat : Palan Wetan, RT.02, RW.01, Pamotan, Rembang, Kode Pos 59261




Edisi Promo Kegiatan 

Bakti Sosial Peduli Lansia ini bertujuan untuk saling berbagi khususnya kepada para lansia. Bakti Sosial Lansia ini diselenggarakan oleh KIB Rembang, Bina Dhuafa' Pamotan dan Komunitas Rumah Baca Pamotan. Kagiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 11 Fabruari 2016.

Kagiatan ini merupakan agenda tahunan Komunitas Rumah Baca Pamotan. Kepada para donatur jika berkenan silahkan bergabung. Atas perhatian dan kerjasamanya, semoga Tuhan selalu memberkati kita. Amin.


Edisi Poster 

Poster ini didesain oleh mahasiswa KKN STAI Al-Anwar. Terimaskasih mbak KKN, kami selalu menunggu kerjasama lanjutan.
















Edisi Kerjasama 

Logo Komunitas Indangnya Berbagi (KIB) Rembang

Logo Komunitas Rumah Baca Pamotan

Logo Bina Dhuafa' Pamotan Rembang Jawa Tengah 


















Edisi Koordinator Kegiatan 

Ayuana Yoanda, Koordinator Bakti Sosial Lansia